Sabtu, 15 Desember 2012

My Little Story

        Masih dengan suasana pagi yang sejuk. Sisa-sisa hujan semalam masih terasa. Kicauan burung tak mungkin terdengar dan tergantikan dengan suara kendaraan yang lalu lalang, mobil, motor, bus, bahkan truk. Suasana pagi yang telah dipenuhi asap knalpot. Inilah zaman modern, akibat zaman globalisasi.
        Di pagi ini, suasana hatiku mulai berwarna hitam. Tak ada pelangi di sana. Siapa sich yang nggak sebel, kalau pagi-pagi kayak gini udah dibikin kacau sama orang??? Apalagi yang bikin suasana hatiku buruk adalah dua orang yang tinggal bersamaku, mereka bukan orang tuaku, tapi pengasuhku. Jujur, untuk tinggal bersamanya merupakan suatu hal yang menyakitkan, amat menyakitkan. Ditanya betah??? Jelas nggak!!! Gimana mau betah, tiap hari hanya bikiin suasana hatiku buruk, belum lagi dengan omongan-omongannya yang super duper nggak nyambung, aku sadar, memang mereka sudah tua, wajar mereka seperti itu, tapi tak bisakah mereka berubah dengan pikiran yang lebih maju, nggak kuno terus....
        Di kamar inilah, kisah ini dimulai.
        Sekarang, di pagi yang buruk, sambil mendengarkan murottal, aku mengetik kisah hidup ini. Kisah yang sebenarnya tak pantas untuk dibagikan, tapi aku capek mengahadapi ini semua, aku tak bermaksud untuk membeberkan aibku sendiri, bukan itu. Aku ingin menceritakan kisah ini, hanya karena aku mencintai menulis, dengan menulis aku merasa bukan diriku, tak ada diriku yang suka menangis, tak ada diriku yang suka mengeluh, tak ada diriku yang suka marah-marah, tak ada diriku yang seperti itu. Yang ada hanyalah diriku yang bahagia, aku bisa tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar